Laman

Sabtu, 22 Januari 2011

Warga Kembali Tutup Ruas Jalan Letelangga



TAMBAH RUSAK---
Tembok rumah milik Ba'i Pah dan kios Dhito Cell di Letelangga yang retaknya bertambah lebar dan mengganga akibat ruas jalan tersebut longsor akibat bencana Desember 2010 lalu. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa rumah warga lainnya, Akibatnya warga setempat menutup jalan Letelangga untuk kendaraan roda empat. (Foto diambil, Sabtu (22/1) siang).


BA’A, WARTA SELATAN – Ruas jalan Letelangga kembali ditutup oleh warga, akibat hujan yang mengguyur Rote Ndao menambah dalam longsoran pada beberapa bagian pada ruas tersebut. Bahkan beberapa rumah warga yang retak pada awal kejadian pertama Jumat (17/12/2010) lalu bertambah ratak.

Pantauan wartawan di sekitar lokasi kejadian, keramik rumah Adi Manuain menggelembung dan tembok rumah Ba’i Pah yang retak saat kejadian lalu, bertambah lebar menganga akibat longsoran yang terjadi, dan kios Dito Cell yang berada ditepi jalan sudah berpindah dari tempat semula dengan retak yang menganga lebar. Juga tanah di halaman rumah ibu Pingak dan Ir. Untung pun bertambah amblas ke bawah sekitar 10 centi meter.

Sem Ndun, salah seorang RT 11/RW 04 kelurahan Namodale yang ditemui di sekitar lokasi longsor mengatakan, warga kembali menutup ruas jalan Letelangga bagi kendaraan roda empat adalah merupakan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan bertambah longsornya ruas jalan tersebut, apabila terus dilalui kendaraan roda empat.

Menurut Sem Ndun, beberapa waktu lalu ruas jalan tersebut ditutup warga untuk roda empat, truk dan kendaraan roda diatasnya dibuka atas permintaan Kadis Perhubungan, Drs. Elisa Suki dan Plt. Kadis PU kabupaten Rote Ndao, Ir. Benny Ndaumanu yang datang bernegosiasi dengan warga RT 11 dan 12/RW 04 Kelurahan Namodale.

Pada waktu itu, kata Sem Ndun, Kadis Perhubungan mengatakan bahwa sesuai tupoksi dirinya maka dia meminta kepada masyarakat agar jalan dibuka bagi kendaraan roda empat untuk memperlancar transportasi karena berat kendaraan diyakini dapat melalui ruas jalan yang longsor dan tidak berdampak longsor tersebut bertambah. Sementara untuk melakukan tugas perbaikan adalah merupakan tupoksi Dinas PU.

Sementara Kadis PU, Ir. Benny Ndaumanu menjelaskan bahwa untuk memperbaikinya jelas merupakan kewenangan Dinas PU provinsi NTT, akan tetapi pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PU provinsi NTT Dinas PU provinsi NTT untuk melakukan penanganan sementara, dan akan diprogramkan perbaikan dalam waktu dekat, setelah hari raya. Sebab pihaknya sedang meneliti secara teknis kerusakannya dan akan dilaporkan kepada Dinas PU provinsi NTT.

Namun sampai dengan saat ini, kata Sem Ndun, tidak ada kegiatan apa-apa yang dilakukan. Bahkan, akibat dari dibiarkannya ruas jalan tersebut dilalui kendaraan roda empat ditembah dengan hujan lebat selama seminggu terakhir sehingga bertambah longsor. Beberapa rumah warga juga kondisinya memprihatinkan. Oleh karena itu, warga kembali menutup ruas jalan itu untuk kendaraan roda empat seluruhnya.

Senada dengan Sem Ndun, Chris Pah pun menjelaskan hal yang sama. Menurut Pah, sebenarnya warga menutup jalan karena longsornya bertambah dan berdampak pada rumah beberapa warga yang retak-retak sejak awal kejadian menjadi tambah rusak.

Selain itu, kata Chris Pah, pada waktu lalu ada warga yang melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Rote Ndao. Saat itu Beliau (Pak Bupati, red) perintahkan dinas terkait untuk mendata kerusakan jalan dan rumah warga tetapi sampai saat ini tidak ada perhatian dinas terkait berupa bantuan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan.

“Bisa dibayangkan...ini jalan ini dilalui seluruh pemakai jalan termasuk warga disini juga. Kecenderungan yang kami lihat seolah-olah seluruh perhatian terfokus pada perbaikan jalannya saja, sedangkan rumah warga yang rusak bagaimana? Kerusakan rumah warga adalah dampak turunnya badan jalan akibat longsor. Dari pada dibiarkan mobil jalan terus tambah parah longsornya, dan rumah warga tambah rusak lantas tidak diperhatikan ya....lebih baik untuk sementara jalan ditutup sampai diperbaiki. Agar supaya kondisi kerusakan rumah warga tidak bertambah to?,” ujar Chris Pah singkat.

Sementara Ketua DPRD Rote Ndao, Cornelis Feoh, SH yang ditemui di gedung DPRD setempat, Sabtu (22/1) siang mengatakan, dapat memaklumi suasana hati warga Letelangga yang mengalami musibah.

Menurut Cornelis Feoh, kalau ditanya salah atau tidak penutupan ruas jalan tersebut oleh warga, dia beranggapan “tidak terlalu salah”. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa mereka (warga) juga tidak menginginkan kondisi lebih buruk, baik itu longsornya ruas jalan maupun rumah warga yang bertambah rusak terjadi.

Hanya saja, kata Ketua DPD II Golkar Rote Ndao ini, warga perlu mempertimbangkan bahwa ruas jalan ini merupakan jalan utama menuju pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di ibu kota kabupaten Rote Ndao. Sehingga dengan penutupan sementara tersebut berdampak pada kesulitan akses transportasi bagi sebagian masyarakat Rote Ndao yang bermukim di kota Ba’a dan sekitarnya.

“Untuk itu saya berharap pemerintah juga dapat sedikit membantu menanggulangi kesulitan warga yang rumahnya rusak akibat bencana tersebut. Warga mungkin kesal karena merasa tidak mendapat perhatian makanya mereka menutup jalan, namun kalau sudah ada kepedulian sudah pasti mereka bisa sabar menunggu perbaikan jalan yang sementara dirancang,” ujar Feoh. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar