Laman

Senin, 17 Januari 2011

Stok BBM dan Sembako Masih Cukup, Harga Tergolong Stabil

ANTREAN BBM---Stok BBM khususnya bensin di Kota Ba;a masih cukup. Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengecer yang masih menjual bensin di beberapa sudut Kota Ba'a. Terlihat kios bensin di bilangan Blok M yang dipenuhi antrean sepeda motor. Gambar diambil Senin (17/1) siang.



BA’A, WARTA SELATAN – Walau cuaca buruk akibat hujan disertai angin kencang dan gelombang sepekan terakhir mulai reda, namun hujan dan angin masih juga menyelimuti wilayah kabupaten Rote Ndao. Kondisi ini ternyata tidak terlalu diperparah dengan hilangnya stok bahan bakar minyak (BBM) dan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) di pasaran. Stok bensin dan minyak tanah di Kabupaten Rote Ndao terutama Kota Ba’a dan sekitarnya, saat ini masih cukup dan harga sembako masih tergolong stabil meskipun stoknya mulai menipis.

Pantauan koran ini di pengecer BBM, pertokoan di jalan Pabean dan pasar Metina, Kota Ba’a, Senin (17/1) siang. Walau dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 5.000 perliter hingga ada yang jual dengan harga Rp 7.000 per liternya, tetapi bensin masih dijual di sejumlah pengecer di pinggir-pinggir jalan. Seenara minyak tanah hanya dijual di beberapa pengecer dan kios dengan harga Rp 6.000 per liter.

Perwakilan agen penyalur minyak subsidi (APMS) Niti Susanto di Rote Ndao, Ricky Suwongto ketika dikonfirmasi di kediaman mereka, Senin (17/1) sore, mengatakan, saat terjadi hujan disertai angin kencang dan gelombang pekan lalu memang sempat terjadi kelangkaan bensin di Rote Ndao. Namun, saat ini kondisi tersebut sudah kembali normal karena perahu pengangkut BBM milik mereka sudah bisa berlayar mengangkut BBM dari pelabuhan Kupang ke Pelabuhan Ba’a.

“Stok bensin dan minyak tanah saat ini masih cukup. Bahkan Selasa (18/1) besok, sudah ada pasokan bensin dan minyak tanah lagi dari Kupang dengan menggunakan perahu. Saat ini dua perahu pengangkut BBM bensin dan minyak tanah sedang dalam perjalanan ke Rote Ndao,” terang Ricky.

Kelangkaan BBM di Rote Ndao, kata Ricky, sebanarnya akibat kuota BBM untuk Rote Ndao yang belum ada penyesuaian ketika Rote Ndao menjadi daerah otonom. Karena tidak ada penambahan kuota, padahal sudah menjadi kabupaten itulah sehingga tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian bertambah saat ini. Kondisi inilah yang memicu terjadinya kelangkaan BBM pada setiap tanggal 20-an setiap bulan.

“Kuota BBM untuk Rote Ndao masih tetap seperti sebelumnya Rote belum jadi kabupaten, sehingga jelas tidak mencukupi kebutuhan sekarang ini. Kalau kelangkaan akibat cuaca buruk biasanya perahu tertunda paling lama tiga hari, dan kalau laut sudah agak tenang pasti perahu sudah bisa mengangkut BBM dari Kupang. Tetapi kalau yang kurang itu kuotanya ya....tentunya pasti kelangkaan di minggu terakhir setiap bulan terus terjadi sebelum ada penambahan kuota,” kata Ricky.

Sementara itu untuk stok sembako masih dapat dikatakan mencukupi, sebab terlihat dijual pada toko-toko jalan Pabean dan pasar Metina. Di pasar Metina, beras lokal atau beras mol dijual dengan harga Rp 8.000 per kilogram atau Rp 2.000 per mok (kaleng susu kecil, red)

Selvi Nalu, seorang penjual beras di pasar Metina, mengatakan, kalau siang dan sore hari pedagang beras dari desa sudah pulang, mereka hanya berjualan pada pagi hari. Akan tetapi harga beras mol di pasar Metina ini rata-rata Rp 2.000 per mok.

“Kalau kami pedagang yang punya kios di pasar Metina ini, beras dijual dengan harga Rp 8.000 per kilogram. Kalau orang lain ada yang jual lebih tinggi itu terserah mereka. Harga beras ini belum mengalami kenaikan dibandingkan saat sebelum terjadi hujan angin,” kata Selvi Nalu.

Sementara di pertokoan jalan Pabean Kota Ba’a, masih terlihat beras per karung berukuran Rp 20 kg dan berukuran 40 kg dan juga eceran dengan harga bervariasi antara Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per kilogram. Ini menunjukan stok beras masih cukup meskipun kalau kondisi cuaca tidak berangsur puling maka stok akan menipis.

Pemilik Toko Tujuh Jaya, Lenny Jhon Messakh yang ditemui di tokonya di Jalan Pabean, mengatakan, stok beras, gula pasir, tepung terigu dan minyak goring bimoli saat ini masih cukup. Harga barang kebutuhan pokok ini pun masih tetap dan belum terjadi kenaikan.

“Barang yang kami jual ini adalah barang stok lama. Kalau stok baru sampai saat ini belum masuk karena kapal belum jalan. Kendaraan yang mengangkut barang dagangan kami saat ini masih berlabuh di Pelabuhan Bolok Kupang karena kapal fery belum jalan,” kata Lenny.

Menurut Lenny, mereka tidak ingin memanfaatkan kesempatan disaat hujan angin untuk menaikan harga barang jualan. Kecuali jika ada pasokan baru dari Kupang dengan harga pembelian di Kupang yang sudah naik maka tentu harga jualan di Rote Ndao juga akan ikut naik. Sehingga untuk saat ini harga barang jualan di toko tersebut masih stabil.

“Beras mawar dijual dengan harga Rp 275.000 per sak ukuran 40 kg, kalau beras jambu dijual dengan harga Rp 175.000 per sak ukuran 20 kg. Sedangkan gula pasir dijual dengan harga Rp 540.000 per karung ukuran 50 kg dan tepung terigu dijual Rp 140.000 per sak ukuran 25 kg. Semua barang di sini belum ada yang naik harganya karena masih barang stok lama dan belum ada pasokan barang stok baru,” kata Lenny. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar