Laman

Senin, 31 Januari 2011

Tembok Penahan dan Drainase Dikerjakan, Jalan Letelangga Ditutup Total


DIKERJAKAN --- Pekerjaan tembok penahan dan drainase pada ruas jalan Letalangga mulai dikerjakan. Buruh sedang melakukan pemasangan tembok penahan dan petugas PDAM sedang memperbaiki jaringan pipa. Tampak Plt. Kadis PU, Ir. Benny Ndaumanu dan Kabid Prasarana Jalan dan Jembatan, Lexi Foeh, ST sedang memantau pekerjaan tersebut, Senin (31/1) siang.

BA'A, WARTA SELATAN – Pekerjaan tembok penahan dan drainase pada ruas jalan Letalangga mulai dilaksanakan sejak Sabtu (29/1), sehingga ruas jalan Letelangga ditutup total bagi semua jenis kendaraan. Akibatnya pengendara sepeda motor yang selama jalan ini rusak Desember 2010 masih bisa melalui bibir jalan tersebut dari dan ke pertokoan jalan Pabean serta perkantoran di kompleks Bumi Ti’i Langga Permai harus melalui Oelunggu atau melewati jalan setapak jembatan Letelangga menuju Ndudale dan Ba’adale.

Pantauan wartawan koran ini di ruas jalan setapak jembatan Letelangga, Senin (31/1) pagi, aktivitas kendaraan roda dua yang hilir-mudik melalui jalan tersebut cukup padat. Pengendara sepeda motor memilih menggunakan jalan setapak jembatan Letelangga karenakan jarak tempuh baik ke pertokoan jalan Pabean maupun perkantoran kompleks Bumi Ti’i Langga Permai lebih singkat ketimbang harus mengikuti ruas jalan Oelunggu.

Iswardi Lay, salah seorang pengendara sepeda motor yang berasal dari Busalangga, kecamatan Rote Barat Laut mengatakan, alasan dia melintasi jalan setapak Letelangga karena jarak tempuh menuju pertokoan jalan Pabean lebih singkat. Walaupun sedikit memutar menuju Ba’adale dan mengikuti jalan setapak sebelah kali Letelangga yang sempit, masih mendingan dari pada harus mengikuti Oelunggu.

Hal yang sama juga dikatakan Edy Dillak, warga Kampung Baru, kelurahan Namodale yang hendak menuju perkantoran di kompleks Bumi Ti’i Langga Permai untuk sesuatu urusan. Menurut Edy, sebenarnya bisa dibilang melalui Oelunggu atau jalan setapak Letelangga sama saja jaraknya. Hanya dirinya sudah terbiasa mengikuti ruas jalan Letelangga.

“Sebenarnya bagi saya jarak bukan soal, hanya lebih ramai kalau ikut jalan setapak Letelangga dari pada melalui Oelunggu. Sebab yang jelas orang sudah terbiasa ikut jalan Letelangga sehingga lebih suka melalui jalan setapak seberang kali Letelangga ke arah Ndudale dan Ba’adale yang lebih ramai ketimbang ikut Oelunggu,” ujar dia.

Sementara pantauan di ruas jalan Letelangga yang sementara dikerjakan tembok penahan dan drainasenya, terlihat beberapa pekerja sementara melaksanakan pekerjaan tembok penahan. Mereka diawasi oleh seorang pengawas buruh dan staf dinas Pekerjaan Umum (PU) Rote Ndao. Terlihat juga beberapa orang karyawan PDAM Rote Ndao juga sementara membenahi pekerjaan perpipaan di sekitar jalan yang rusak tersebut.

Berselang beberapa saat, Plt. Kadis PU Rote Ndao, Ir. Benny Ndaumanu bersama Kabid Prasarana Jalan dan Jembatan, Lexi N. Foeh, ST datang melakukan pemantauan pekerjaan di lokasi Letelangga. Kedatangan mereka, jelas Benny Ndaumanu, adalah untuk memantau pelaksaan kegiatan pekerjaan pembuatan tembok penahan dan drainase tersebut.

Ketika ditanya siapa kontraktor pelaksana yang mengerjakan pekerjaan tersebut, Benny Ndaumanu katakan, pekerjaan ini adalah penanganan yang sifatnya emergensi. Sehingga kontraktornya ditunjuk oleh Pemkab Rote Ndao dalam halini dinas PU. Mengapa demikian, karena pekerjaan penanggulangan emergensi ini dananya belum tersedia sementara pekerjaan sudah harus dilaksanakan.

Oleh karena itu, kata dia, kontraktor yang menangani pekerjaan ini harus mempunyai peralatan yang cukup, dan yang lebih penting adalah harus siap untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu barulah dibayarkan.

“Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan ini adalah CV. Sumber Cipta. Mereka memahami kondisi ini, dan bersedia melaksanakan pekerjaan sampai selesai, walaupun akan dibayarkan setelah dan dananya tersedia untuk dilakukan pembayaran,” kata dia.

Masih menurut dia, sesuai petunjuk Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM, penanganan emergensi yang dilakukan oleh Pemkab adalah pembuatan tembok penahan dan drainase dengan menggunakan dana APBD Kabupaten.

“Setelah mendapat petunjuk Pak Bupati, kami bersama staf telah melakukan pengukuran untuk membuat rancangan anggaran dan biaya (RAB), dan selesai dihitung kebutuhan pembuatan tembok penahan dan drainase kami telah melaporkan lagi kepada Pak Bupati. Dan petunjuk lanjutan dari beliau adalah segera dikerjakan, sehingga bisa dilihat sudah dimulai pekerjaan,” jelas Benny Ndaumanu.

Sebelumnya diberitakan, walaupun ruas jalan Letelangga yang amblas akibat longsor pertengahan Desember 2010 lalu merupakan jalan provinsi, namun karena pemanfaatannya oleh masyarakat kabupaten Rote Ndao, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao akan mengalokasikan sejumlah dana dari APBD 2011 untuk mengerjakan tembok penahan dan drainase. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar