Laman

Minggu, 06 Februari 2011

Puskesmas Ba’a Adakan Penyuluhan Hygiene



BA’A, WARTA SELATAN –
Dalam memasuki musim hujan tahun, Puskesmas Ba’a kecamatan Lobalain mengadakan penyuluhan Hygiene atau sanitasi lingkungan. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk pengawasan terhadap lingkungan fisik, biologis, social atau ekonomi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat khususnya yang berada di wilayah pelayanan Puskesmas Ba’a.

Hal ini disampaikan Sanitarian Klinik pada Puskesmas Ba’a, Maks Fioh ketika ditemui di kantornya, Sabtu (5/2) siang.

Menurut Maks Fioh, penyuluhan dititik beratkan pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan dilakukan setiap kesempatan pertemuan dengan masyarakat baik melalui kegiatan posyandu maupun pada saat kunjungan pasien di Puskesmas Ba’a.

Dijelaskan, ditinjau dari luasnya lingkup, maka masalah lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar, yakni Lingkungan Rumah Tangga atau mikro (Mikro environtment); Lingkungan Khusus atau lingkungan kerja (Meso environtment); dan lingkungan luas atau makro (makro environtment).

Berdasarkan hasil surveilens yang dilakukan, rata-rata penyakit yang diderita warga di Kecamatan Lobalain disebabkan karena masalah Lingkungan Rumah Tangga atau mikro yang kurang sehat, mulai dari kualitas rumah, ketersediaan air minum yang layak dikonsumsi, sanitasi makanan, ketersediaan jamban sehat, pembuangan sampah rumah tangga, serta pembuangan air kotor.

“Pada musim hujan biasanya banyak kasus diare, malaria dan ISPA. Hal ini penyebabnya adalah virus dan bakteri yang sangat erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan. Lingkungan mikro yang tidak hygiene ditambah PHBS yang kurang diperhatikan menjadi penyebab utama penyakit-penyakit tersebut,” ujar dia.

Karenanya, kata Fioh, petugas sanitarian Puskesmas Ba’a akan terus berupaya mensosialisasikan pentingnya perilaku hudup bersih dan sehatpada setiap kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat seperti posyandu, pertemuan-pertemuan warga di kelurahan dan desa maupun sosialisasi di sekolah-sekolah.

Meninggung soal masih adanya warga yang tidak memiliki jamban sehat di rumah terutama di pedesaan, Fioh mengatakan, hal itu merupakan bagian dari perhatian pihaknya untuk menyadarkan masyarakat akan petingnya jamban sehat. Apalagi, di seputaran kota Ba’a saja diperkirakan masih ada warga yang tidak memiliki jamban sehat dirumahnya.

“Perilaku hidup bersih dan sehat bukan semata tergantung pada petugas kesehatan, namun intinya nsebenarnya adanya kemauan masyarakat untuk merubah perilakunya dengan memperhatikan masalah kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan. Sebab yang paham betul kehidupannya itu adalah warga sendiri. Kami sebagai petugas hanya berusaha memberi penyuluhan saja,” kata Fioh.

Mudah-mudahan penyuluhan ini bisa menggugah masyarakat semakin menyadari akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga kasus-kasus penyakit akibat sanitasi lingkungan dapat diminimalisir dan yang datang berobat ke Puskesmas atau Pustu hanya karena penyakit yang bukan diakibatkan masalah lingkungan. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar