Laman

Sabtu, 12 Februari 2011

76 KK Petani Desa Tolama Dapat Bibit Kacang Hijau Distanbunhut


BA’A, WARTA SELATAN – Sebanyak 76 kepala keluarga (KK) petani di lima dusun desa Tolama, kecamatan Rote Barat Laut dibagikan bibit kacang hijau dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) kabupaten Rote Ndao sebagai pengganti tanaman sorgum, jagung dan ubi kayu yang tingkat pertumbuhannya kurang baik akibat hujan disertai angin kencang Januari lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Tolama, kecamatan Rote Barat Laut, Drs. David Fioh ketika menghubungi koran ini melalui telepon genggamnya, Sabtu (12/2) siang.

Dijelaskan David Fioh, 76 KK petani yang mendapat bibit kacang tanah untuk ditanam sebagai tanaman pengganti Lakamola Anan Sio tersebut berada pada dusun Tolama, dusun Oebole, dusun Bule, dusun Telunulu dan dusun Lutulae. Satu-satunya dusun yang tidak mendapatkan bibit kacang hijau terebut adalah dusun Inggunalu, karena di wilayah tersebut tidak ada lahan yang cocok untuk ditanami kacang hijau.

Jumlah keseluruhan bibit yang akan dibagikan kepada para petani tersebut adalah 53 kilogran yang diperuntukan bagi lahan kebun petani yang sudah dipersiapkan khusus untuk penanaman kacang hijau. Masing-masing KK akan menerima bervariasi sesuai dengan luas lahan yang dipersiapkan.

“Kebun warga sudah siap disemprot obat pembasmi rumput, sudah dibakar dan digemburkan tanahnya, jadi sudah siap untuk ditanami. Hanya saja masih menunggu waktu yang tepat antara akhir Februari sampai awal Maret ketika curah hujan sudah berkurang, barulah dilakukan penanaman bibit kacang hijau tersebut,” terang Fioh.

Dia berharap bibit kacang hijau yang dibagikan ini setelah ditanam bisa mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan, sehingga bisa menopang ketahanan pangan warga desa Tolama nantinya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Distanbunhut Rote Ndao, Ir. Maks Ledoh, saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/1) lalu mengenai dampak hujan deras disertai angin kencang terhadap tanaman pangan petani mengatakan, hujan disertai angin kencang tersebut memang ada dampaknya. Hanya saja tidak terlalu signifikan, sebab dari pantauan langsung dirinya bersama staf dan penyuluh lapangan, hanya sekitar 30 persen saja yang terkena pengaruh cuaca tersebut.

Menurutnya, 30 persen tanaman pertanian di Rote Ndao yang kena dampak tersebut hanya untuk tanaman sorgum, jagung dan ubi kayu, namun itu pun hanya pada areal tanam yang datar saja. Sedangkan pada areal tanam yang berada pada kemiringan tidak ada masalah.
“Memang sesuai hasil pantauan dan laporan yang masuk, sebagian besar areal pertanian yang berada pada dataran terendam air sehingga tingkat produksinya tidak bagus. Rata-rata tanaman sorgum, jagung dan ubi pada areal tanam yang datar memang hidup tetapi produksinya tidak akan bagus. Sementara pada pada areal tanam lahan yang miring hasilnya pasti baik sebab tidak terendam air,” urai Maks Ledoh.

Untuk mengantisipasi kegagalan 30 persen tersebut, kata dia, Distanbunhut Rote Ndao sudah menyiapkan tanaman pengganti yakni kacang hijau. Dimana kacang hijau yang dipersiapkan sebagai pengganti akan ditanam sekitar pertengahan Februari hingga akhir Maret saat curah hujan sudah mulai berkurang.

Selain itu, kata dia, optimisme dirinya bahwa produksi tanaman pangan di Rote Ndao baik dilatari karena tingkat curah hujan yang cukup banyak akan ditampung pada embung-embung yang ada sehingga cadangan air bisa dimanfaatkan untuk melakukan penanaman kembali jagung dan tanaman pangan lainnya.

“Ya...memang sekarang ini sekitar 30 persen tanaman pangan berupa sorgum, jagung dan ubi kayu tidak tumbuh dengan baik, terutama yang berada pada areal tanam tanah datar. Namun antisipasi dengan kacang hijau serta pemanfaatan air tampungan pada embung-embung dengan penanaman kembali beberapa jenis tanaman pangan akan mendongkrak produksi musim tanam tahun ini. Jadi saya optimis produksi tanaman pangan masyarakat Rote Ndao baik,” ujar Maks Ledoh. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar