Laman

Jumat, 14 Januari 2011

Tanggul Penahan Gelombang di Kelurahan Metina Porak-Poranda



BA’A, WARTA SELATAN – Akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda kabupaten Rote Ndao sejak Selasa (11/1) menimbulkan gelombang pasang yang mencapai 4 meter, memporak-poranda tanggul (tembok) penahan gelombang di pesisir pantai Kelurahan Metina, Rabu (12/1) siang. Selain kerusakan tanggul penahan gelombang tersebut, beberapa rumah diantaranya milik Ahmad Kiah, dan David Saudale juag rusak diterpa angin.

Selain itu, bekas gudang material PT. Waskita Karya yang terletak di sebelah utara kantor Bupati, atapnya ambruk diterpa hantaman angin kencang. Juga di kantor Bupati beberapa lembar multiroof diterbangkan angin. Gipsum plafon kantor tersebut terutama pada kantor Bagian Tatapem juga ambruk.

Pantauan wartawan koran ini, Jumat (14/1) siang, tanggul penahan gelombang yang roboh akibat dihantam gelombang itu, terbagi dua tempat yakni di belakang kios Jakarta Indah milik Sri Badjideh dan Imam H. Umar Kiah sepanjang sekitar 50 meter. Juga tembok rumahnya Ny. Sri Badjiedeh yang jaraknya hanya tiga meter dari bibir pantai kelihatan retak-retak.

Ny. Sri Badjideh yang ditemui di kediamannya, Jumat (14/1) siang menuturkan, rumahnya terancam abrasi akibat robohnya tanggul penahan gelombang tersebut, sebab saat laut pasang, gelombang langsung menghantam tembok rumahnya. Atas kejadian ini pihaknya telah melapor secara lisan Pemda Rote Ndao.

“Kejadian ini saya sudah laporkan secara lisan kepada Pemda agar menyikapi hal ini, dan kalau tidak ditangani secepatnya rumah kami terancam abrasi,” kata Sri kepada wartawan.

Hal yang sama juga dikatakan, Keneng Nurung haji Gani. Menurut Keneng, saat kejadian pertama pada Januari 2010 lalu, pihaknya sudah menyampaikan hal ini kepada pemerintah daerah saat melakukan kunjungan di kelurahan Metina pada tanggal 27 Januari 2010. Pada saat itu Pak Wakil Bupati, tiga orang Asisten, Plt. Kadis PU waktu itu Ir. Dan Medjeni, Camat Lobalain, Kapolsek dan Danramil Lobalain. Namun sampai dengan terjadinya bencana ini tidak ada tanggapan dari pemerintah untuk memperbaikinya.

Sementara itu, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Rote Ndao, Domi. St. Nunuhitu, SH ketika dikonfirmasi di kantornya, Jumat (14/1) mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melihat kondisi tanggul (tembok) penahan gelombang yang roboh tersebut. Kejadian tersebut pun sudah koordinasikan dengan dinas teknis dalam hal ini dinas PU untuk menghitung besar kerugian dan selanjutnya akan laporkan kepada Bupati Rote Ndao.

Menjawab pertanyaa seputar adanya laporan bencana dari masyarkat selama beberapa hari terakhir ini, Domi Nunuhitu katakan, selama hujan yang disertai angin kencang dan gelombang pasang tersebut, belum ada laporaran secara resmi (tertulis) mengenai bencana. Kalau laporan secara lisan lewat sms atau telpon memang ada. Misalnya, dari desa Lenguselu, kecamatan Rote Selatan oleh kepala desa setempat melaporkan bahwa ada satu unit rumah warga roboh saat hujan deras yang disertai angin kencang pada kamis (13/1) malam. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan para camat agar menginstruksikan kepala desa berperan aktif melaporkan perihal kejadian bencana yang dialami warganya ke kecamatan masing-masing. Sehingga petugas bidang sosial di kecamatan masing-masing dapat turun ke lokasi untuk mendata kemudian melaporkannya secara resmi ke bupati dengan tembusan dinas terkait.

“Sementara surat tertulis kepada para Camat sudah dibuat. Kalau pak Asisten II sudah tandangan maka saya kirim ke kecamatan. Kami himbau kepada masyarakat agar jika terjadi bencana di wilayahnya agar melaporkan kepada petugas bagian sosial untuk segera turun ke lokasi melihat langsung dan mendata materil yang rusak, dan selanjutnya membuat laporan resmi kepada Pak Bupati dengan tembusan ke dinas teknis,” pungkas Domi Nunuhitu. (fj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar